Selasa, 30 Maret 2010

Teknik OP sirkumsisi (part1)

Setelah alat2 disterilisasi dan dipersiapkan, marik mulailah qt bermain ‘burung2an’… pemain OP sirkumsisi cukup tiga orang, yakni operator, asisten satu dan asisten dua. Operator dan asisten satu dalam posisi off, alias tangan sudah steril (karena berhubungan langsung dg jaringan). Asisten dua berposisi on, jadi dia ndak boleh pegang area bedah. Operator dan asisten satu menyiapkan diri untuk sterilisasi tangan dg teknik surgical hand washing biasa.. . sikat sana sikat sini, arah aliran air harus ke siku blablabla. Pakai handscoen steril, semprot alkohol, dan siap main.

Perlu diingat bahwa PDKT pada pasien sirkumsisi adalah amat sangat super penting sekali (biasanya kan anak tuh…). Jadi, sebelum kita melakukan OP sirkumsisi, seyogyanya qt ngobrol bentar, menghangatkan suasana, menentramkan hati adeknya supaya nggak takut, nggak grogi serta kooperatif saat OP sirkumsisi dilakukan. Nanya apa kek,, adek rumahnya dimana? Punya adik berapa? Kakanya berapa? Adek sekarang kelas berapa? Suka main bola nggak? Dsb (dan saya bingung…) Yah begitulah, warming up supaya both pasien dan operator memiliki kedekatan sedemikian rupa sehingga…. Waktu jalannya OP nanti enak.

Setelah itu, adeknya diminta untuk berbaring supinasi di atas meja OP (pastikan sudah dalam kondisi tanpa celana,, hehe). Jangan lupa juga utk meminta tangan pasien untuk mengangkat ke atas. Yup, tugas asisten satu sekarang sterilisasi medan OP. Ambil dab steril sapukan dengan iodin. Tutulkan (bhs jawa, red.) ke ujung perputium. Tul, terus angkat penis dengan menjepit preputium yg sudah steril dg iodin tadi. Sekarang sapukan iodin dg dab ke seluruh bagian ‘burung’ adeknya secara vertikal dari arah distal ke proksimal. Inget prinsip sapuannya searah. Setelah bagian ‘burung’ selesai, tetap perluas area steril dg sapuan sirkuler hingga abdomen dan paha (bahasa kerennya paha tu apa si?? G mudeng aq….). Sementara asisten satu mensterilkan ‘medan tempur’, operator menyiapkan obat anesnya bareng sama asisten dua. Asisten dua bertugas mbukakan spuit dan matahin ampul lido, semetara bagian2 steril di handle langsung sama bos operatornya.

Kalau sampun siap semua,,, (hehe, bagian paling menegangkan nih….) minta genu pasien utk fleksi secukupnya. Hmm mgkn 35-45 derajat lah. Tujuannya biar daerah abdomen lebih rileks. Namun jika dirasa nanti menyulitkan posisi operator, mendingan nggak usah pake fleksi2an. Secara legeartis posisi operator berada di kanan pasien, tapi entah kenapa kalau saya,, biasanya lebih suka di sebelah kiri pasien… (luwih penak ketika bagian a. preputialis ada di sebelah kanan, coba bayangin). Adeknya diminta utk rileks, tenang, jgn graogi, dan nggak usah takut. Bilang aja..”cuma digigit semut bentar kok dek,, habis itu nggak kerasa…. Sumpriiit deh…. Kalo ntar masi sakit,, kakak ikut disunat wes….” (hehehe). “Adek, hirup nafas dalam2 yaa….”, saat adeknya inspirasi dalam, tusukkan jarum spuit scr IM tepat di pangkal ‘burung’, tepat pula diatas SOP. Raba dulu di daerah sana, temukan cekungan pas di daerah median. Jarum tegak lurus, bluss…. Sampai kerasa yg namanya ‘sensasi menembus kertas’ (kress,, gitu….). kalo masih belum kerasa sensasinya, pastikan dengan merasakan sensasi menembus kardus…. (hehehe… LOL). Aspirasi, pastikan nggak masuk pemb darah, cukup di jar interstisiil aja. Masukkan lido 1cc, sambil diangkat pelan2. Setelah keangkat (tp nggak sampe keluar epidermis), arahkan ke kiri masukkin lagi jarum, injeksi lido kira2 0,5 cc sambil diangkat. Masukkin lagi ke arah kanan, injeksi 0,5 cc lagi. Nah, ini adalah teknik blocking anestesi buat persarafan penis. Qt ngeblok di pangkal N.dorsalis penis. Inget kawand, ini bagian yg paling menyakitkan dari seluruh OP sirkumsisi, jadi pastikan adeknya kooperatif.

Setelah blocking di N.dorsalis penis, qt lanjutkan ke RA langsung ke bagian preputiumnya. Teknik nginjeksinya macem2, yg penting mengarah ke bagian preputium dan suntikannya secara SC, jadi sampai kulitnya ngglembung. Jumlahnya seberapa, tergantung besar kecilnya ‘burung’ adeknya. 0,5 cc kanan, 0,5 cc kiri mungkin cukup. Kalo penisnya kecil, mungkin satu injeksi 0,5 cc di tengah udah cukup. Oia, nginjeksinya di kulit bagian ventral penis ya… nah setelah itu bisa dilakukan masase ‘burung’….(sekali lagi marik kita tersenyum,,, hue he he….)

Tunggu beberapa detik sambil dipijat, lalu di tes, anestesinya udah masuk apa belum dg njepit preputium adeknya dg klem. Nah, ini juga tahap yg lumayan susah… gimane carenye kite tau kalo ntu anes ude masuk? Kalau anak2 yg tdk kooperatif, disambi njerit ato nangis, biasane sekabehane njur ngapusi. Klem cuma kita sentuhin aja udah dibilang sakit. Bahkan cuma ndenger suara klem yg ‘krek’ gitu aja juga udah bilang sakit…. (padahal yo sebenere qt cuma nge-klem udara di sekitar ‘burung’ si adek). Lihat reflek2 wajah, abdomen, ujung jari kaki, untuk memastikan anes tsb udah masuk apa belum. Jika sudah pasti masuk,,,, let’s ready to work!!!!!

 

Senin, 29 Maret 2010

Belajar sedikit tentang alat2 buat OP sirkumsisi (duikiit aja…^^)

Sedikit dari pengalaman tentiran kemarin siang... untuk melaksanakan OP sirkumsisi perlu dipersiapan alat2nya dulu, setelah alat disiapkakn lalu disterilisasi n then ready to work. Alat2 yg dibuthkan dalam sirkumsisi pada baksos2 umumnya antara lain minor set, duk, dab, jarum, benang jahit, dsb (dan saya bingung).  Minor set yg dipake pun cukup sederhana cuma gunting mayo, gunting metzen, dua2nya disediakan dalam bentuk lurus n bengkok. Klem pun juga cukup dua jenis yakni plan arteri sama kocher dua2nya juga disediakan dalam bentuk lurus dan bengkok. Terus pinset juga cuma dua anatmonis (alur geriginya rata) dan chirurgis (jepitan mantebnya ada di depan). Jarum yg dipake cukup satu, mau pake yg seperti apa terserah yg penting operatornya nyaman. Secara overall jarum itu dibagi menjadi beberapa macem antara lain jarum tupper, cutting, sama yg atraumatik. Penggunaannya juga beda2. Jarum tupper ini mempunyai body yg bulat sempurna. Karena bodynya yg bulat itu, jarum ini tidak bersifat menyobek, makanya biasanya dipake buat organ2 yg sebelah dalam (contohya otot dsb). Beda dg jarum cutting. Jarum yg satu ini sifatnya menyobek (namanya aja cutting) karena bodynya berbentuk segitiga tajam. Biasanya digunakan buat yg deket2 sama epidermis. Kalau yang atraumatik itu jarum dan benang langsung nyambung jadi satu. Jadi tidak didapatkan trauma pada saat supinasi jarum (mengeluarkan jarum) dari jaringan saat dijahit. Sebenernya untuk bentuk2 jarum itu buanyaak banget. Ndak selesai2 nek tak bahas di sini… hehe.. jadi secukupnya aja ya…

Lalu untuk bahan habis pakainya ada benang jahit, alkohol, iodine, salep antibiotik, dab (kassa steril yg sudah dilipat sedemikian rupa sehingga), handscoen, dan lain sebagaipun. Benang yg dipakai buat tindakan bedah minor (seperti sirkumsisi) biasanya ada 3 jenis benang yaitu plain catgut, chrom catgut, sama silk. Penggunaannya beda2, kalo plain catgut ini benang yg bisa diabsorbsi cukup cepat, kira2 kurang lebih 7 hari sudah terserap sempurna. Plain catgut dipake buat menjahit bagian2 subkutis. Beda lagi sama chrom catgut. Sebenernya sih bahan asalnya sama dari usus domba (awalnya dulu  bikinya dari usus kucing, makanya namanya “cat gut”), cuma saja bahan perekat atau lapisan luarnya dibungkus sama chrom. Nah, bedanya sama yg plain, chrom catgut ini waktu absorbsi sempurnanya cukup lama, kira2 selama 21 hari. Biasanya benang chrom ini dipake buat njahit jaringan2 yg cukup dalam, kayak otot, tendon, dsb. Benang silk punya warna yg khas yaitu hitam. Benang ini hanya dipakai untuk jaringan2 yg lebih ke superficial karena benang ini tidak absorbable. Punya karakteristik kuat dan saat followup benang ini diangkat. Untuk benang jahit, pada tindakan sirkumsisi biasa yg dipakai adalah plain catgut yg ukuran 3/0.

Alkohol yg dipake saat sirkumsisi kadarnya cukup yg 70% aja. Digunakan untuk sterilisasi alat2 terutama jarum. Povidone iodine juga digunakan untuk sterilisasi medan operasi. Salep antibiotik yg digunakan dalam baksos2 biasanya gentamicin, tapi bisa dipake juga yg lainnya,, asalkan tetep salep antibiotik. Handscoen ini juga fatal. Siapkan yg sesuai dg ukuran pemain OP. jgn kebesaran dan jangan juga kekecilan. Ribet ntar…..

Oia lupa, sama itu sekalian… bahan2 anestesi… secara umum anestesi kan dibagi jadi dua GA dam RA (apa itu? Hayo, dibuka lagi kuliah anestesinya…..). alau tindakan sirkumsisi ini cukup menggunakan RA aja. Teknik anestesi RA yg dipakai adalah blocking dan infiltrasi. Mungkin mbahasnya nanti aja kali ya,, sekalian teknik2 OP sirkumsisi. Nah, buat sirkumsisi obat anestesi yg dipakai adalah lidocain, bisa murni, bisa dicampur dg cum adrenalin yg perbandingannya 1:1000. Kapan kita pakai murni, kapan kita campur pakai cum? Keduanya ada keuntungan dan kerugiannya, tergantung nanti si operator yg menentukan. Lido murni itu lebih enak digunakan pada jaringan2 perifer seperti preputium. Lidokain murni memiliki efek vasodilatasi, shingga bila ada perdarahan bisa kelihatan dan cepet2 kita atasi. Sementara lido cum, jelas karena dia dicampur dg adrenalin, pembuluh2 akan mengalami vasokonstriksi. Akibatnya, saat kita main OP sirkumsisi… seolah2 proses sirkumsisinya berjalan ‘safe’… tapi saat pasien sudah pulang, bisa saja terjadi ‘silent bleeding’ karena efek vasokonstriksi dari adrenalinnya sudah ilang. Tapi keuntungan dari lido murni+cum ini dia bisa memperpanjang efek anestesi.

Gunakanlah obat anestesi ini sebijak mungkin. Kapan kita menggunakan murni, kapan kita menggunakan campuran, dan kalau kita pake campuran… pikirkanlah perbandingannya seberapa…

Hmmm… mungkin sejenak itu saja dulu.. nanti kita lanjut belajar teknik OP sirkumsisinya ya…..

Sabtu, 27 Maret 2010

A little story behind the scene....

Dimulai dari pembicaraan ringan. Hingga akhirnya aku terjerumus dalam event sebesar itu…. Lumayan lucu (bc: keren) juga sih… this is the story….

Suatu saat aq terlibat obrolan ringan sama temenq di kampus. Tiba2 ada ide aneh nyelonong ke pikiran kami. Latar belakangnya mungkin rasa kepengen untuk ‘bermain2 sejenak’ dengan burung2 anak kecil...hehe^^ Sudah lama kayaknya, aq nggak bermain2 burung lagi. Walhasil tercetuslah ide buat bikin baksos. Baksos khitan maksudnya.. Selain khitan, sepertinya aq juga tertarik utk belajar ke arah bedah minor… soalnya selama ini aq belum pernah merasakan main di meja bedah minor. Mungkin tingkat difficulity-nya cukup tinggi, sehingga mengapa kok junior jarang bisa main di meja bedah minor. Biasanya sih cuma plotting di meja sirkumsisi…. Lha tapi, kalo liat buku SL update semester 6,, kayaknya kok lebih gampang main angkat lipoma ato ateroma ya… daripada suruh ngangkat preputium? Yah… teori sih… nggak selalu berbanding lurus dengan apa yang terjadi di lapangan. Teori sirkumsisi dlm buku SL mungkin bisa lebih lengkap n complicated… soalnya sirkumsisi mungkin yg paling feasible, bisa dilakukan calon dokter level semester 6. Beda dg bedah minor yg mungkin kalo menurutq yg diberikan dalam buku SL itu cuman sedikit ‘ala kadarnya’….. (marik kita senyum...^^)

Hmm… marik kite berlanjut ke topik utama…. Masalah baksos itu… berawal dari modal nekat, qt mengumpulkan temen2 bsmi yg dirasa sudah cukup “sepuh” di angkatan ’07. Melihat chance yg ada, kemungkinan direncanakan kegiatan baksos khitan besok saat anak SD kelas 6 tengah menjalankan ujian nasional… alias saat kelas 1 sampai 5 libur,, saat itu pula kita melakukan baksosnya. Tau kapan jangka pelaksanaannya…. Hanya dua minggu, setelah ide nekat itu muncul. Jadi dalam dua minggu itu,, ceritanya qt musti ‘bisa’ mempersiapkan segalanya,, (pikiranq waktu itu yg paling berat mungkin terutama masalah pendanaan dan publikasi).

Nekat bikin panitia,, nekat dengan pelaksanaan baksos… memaksa tim perizinan dan publikasi langsung cabut pada hari esoknya untuk survey lokasi. Otak manusia bisa bekerja lebih cepat saat dia berada dalam tekanan. Mungkin itu salah satu penyebab qt langsung respons dan tanggap situasi yang dirasa cukup genting…. (cuman dua minggu….kekeke). Ambil cara survey tempat yg paling praktis dan paling mudah, yakni di tempat yg kita punya channel dan ada yg tahu medan area baksosnya. Tercetuslah ide di dua tempat… ngobrol bentar, lalu diputuskan…. Di daerahnya temenq (sebut saja namanya budi) baksos itu bakal berlangsung. Survey langsung dilakukan… kebetulan aq yg jadi PJ perkap waktu itu juga ikut survey ke rumahnya budi. Sesampainya di rumah budi, ngobrol bentar sama ortunya… wal ternyata, ayahnya budi itu pensiunan PNS senior di kecamatan rumahnya sana…wah,, adjie mumpung nih… alhamdulillaah… langsung konsul sana-sini deh, tentang baksos yg deadline nya tinggal dua minggu itu….

Jengjengjeng….. selepas sholat dzuhur di masjid. Aq dan squad survey langsung diminta utk menghadap ke pak camat… langsung ke kantor kecamatan…. (ceritanya ini langsung di tindak lanjutin,, sama ayahnya budi)… setelah sampai di kator kecamatan, ternyata yg menunggu qt adalah pak sekretaris camatnya. Lha pak camatnya kemana?? Hooo…. Lagi rapat rupanya… (ternyata yg sok sibuk nggak cuma mahasiswa ya….. hehe,,,lha katanya tadi dipanggil pak camat… lha pak camatnya kok malah nggak ada,, eh nggak jadi ada mungkin kali ya.… smile^^)

Pak sek cam senyumnya friendly sekali, nyaman banget wis….qt dipersilakan duduk dan diminta untuk menjelaskan maksud kedatangan dan blablabla… aq ngoceh panjang lebar mengenai konsep bakti sosial yg arahnya ke khitan massal+Bedah minor itu…anu pak,, gini…. Terus gitu… ya ginu inu pak… ho’o siipp…. (ni ceritanya aq yg lagi ngoceh di depan pak sek cam nya)… terus setelah aq berhenti bicara, pak sek cam nya bilang,,”ehm… sudah dek?”…. aq ngakak ning batin sekaligus isin… ternyata tadi aq “terlalu ngoceh” ya pak? Hehehe….

Gantian beliaunya yg ngomong… hmm, pada prinsipnya kita terbuka sekali dan berterima kasih pada bapak2 sekalian (weh,, aq dipanggil bapak ik) atas kepercayaannya menjadikan kecamatan ini menjadi calon tempat bakti sosial yg akan diadakan. Kita sangat mendukung dan mencoba utnuk memfasilitasi sebisa mungkin apa nantinya yg dibutuhkan dan blablablabla…..dsb (dan saya bingung). Apa yg saya tangkep dari pembicaraannya beliau pada intinya adalah aq salut,, ternyata pak sek cam berfikir konsep baksosnya di luar perkiraan qt. Justru malah lebih advance dari konsep “modal nekat” qt… sampai2 pak sek cam nya juga sudah memikirkan cara publikasi ke tiap2 masing desa….

Padahal awalnya qt nggak terpikir untuk mengadakan baksos dg level kecamatan.. cukuplah kecil2an yg penting kuota jumlah pasien khitan-bedah minor dirasa cukup buat latihan…(konflik etik dari dulu yg tak kunjung habis…. Profesi kedokteran memang menjadikan manusia sebagai subyek pembelajaran… sekalipun itu masih dalam jasad utuh dan bernyawa…)… tapi kesempatan tidak berkata demikian. Ternyata dia menawarkan ‘lebih’. Kesempatan tersebut langsung kita manfaatkan karena adanya kemudahan di dalamnya. Terutama dalam bidang administrasi nantinya…. Tapi risiko yg harus diambil juga cukup menantang… dg baksos selevel kecamatan qt ditargetkan untuk mengambil pasien khitan sejumlah 60 pasien dan BM sejumlah 30 pasien….padahal panitia “sok sepuh”  bsmi ‘07 waktu itu cuman 13 orang…. weleh…..

Tu bi kontinyu mawon nggih…..mpun ngantuk…