Setelah alat2 disterilisasi dan dipersiapkan, marik mulailah qt bermain ‘burung2an’… pemain OP sirkumsisi cukup tiga orang, yakni operator, asisten satu dan asisten dua. Operator dan asisten satu dalam posisi off, alias tangan sudah steril (karena berhubungan langsung dg jaringan). Asisten dua berposisi on, jadi dia ndak boleh pegang area bedah. Operator dan asisten satu menyiapkan diri untuk sterilisasi tangan dg teknik surgical hand washing biasa.. . sikat sana sikat sini, arah aliran air harus ke siku blablabla. Pakai handscoen steril, semprot alkohol, dan siap main.
Perlu diingat bahwa PDKT pada pasien sirkumsisi adalah amat sangat super penting sekali (biasanya kan anak tuh…). Jadi, sebelum kita melakukan OP sirkumsisi, seyogyanya qt ngobrol bentar, menghangatkan suasana, menentramkan hati adeknya supaya nggak takut, nggak grogi serta kooperatif saat OP sirkumsisi dilakukan. Nanya apa kek,, adek rumahnya dimana? Punya adik berapa? Kakanya berapa? Adek sekarang kelas berapa? Suka main bola nggak? Dsb (dan saya bingung…) Yah begitulah, warming up supaya both pasien dan operator memiliki kedekatan sedemikian rupa sehingga…. Waktu jalannya OP nanti enak.
Setelah itu, adeknya diminta untuk berbaring supinasi di atas meja OP (pastikan sudah dalam kondisi tanpa celana,, hehe). Jangan lupa juga utk meminta tangan pasien untuk mengangkat ke atas. Yup, tugas asisten satu sekarang sterilisasi medan OP. Ambil dab steril sapukan dengan iodin. Tutulkan (bhs jawa, red.) ke ujung perputium. Tul, terus angkat penis dengan menjepit preputium yg sudah steril dg iodin tadi. Sekarang sapukan iodin dg dab ke seluruh bagian ‘burung’ adeknya secara vertikal dari arah distal ke proksimal. Inget prinsip sapuannya searah. Setelah bagian ‘burung’ selesai, tetap perluas area steril dg sapuan sirkuler hingga abdomen dan paha (bahasa kerennya paha tu apa si?? G mudeng aq….). Sementara asisten satu mensterilkan ‘medan tempur’, operator menyiapkan obat anesnya bareng sama asisten dua. Asisten dua bertugas mbukakan spuit dan matahin ampul lido, semetara bagian2 steril di handle langsung sama bos operatornya.
Kalau sampun siap semua,,, (hehe, bagian paling menegangkan nih….) minta genu pasien utk fleksi secukupnya. Hmm mgkn 35-45 derajat lah. Tujuannya biar daerah abdomen lebih rileks. Namun jika dirasa nanti menyulitkan posisi operator, mendingan nggak usah pake fleksi2an. Secara legeartis posisi operator berada di kanan pasien, tapi entah kenapa kalau saya,, biasanya lebih suka di sebelah kiri pasien… (luwih penak ketika bagian a. preputialis ada di sebelah kanan, coba bayangin). Adeknya diminta utk rileks, tenang, jgn graogi, dan nggak usah takut. Bilang aja..”cuma digigit semut bentar kok dek,, habis itu nggak kerasa…. Sumpriiit deh…. Kalo ntar masi sakit,, kakak ikut disunat wes….” (hehehe). “Adek, hirup nafas dalam2 yaa….”, saat adeknya inspirasi dalam, tusukkan jarum spuit scr IM tepat di pangkal ‘burung’, tepat pula diatas SOP. Raba dulu di daerah sana, temukan cekungan pas di daerah median. Jarum tegak lurus, bluss…. Sampai kerasa yg namanya ‘sensasi menembus kertas’ (kress,, gitu….). kalo masih belum kerasa sensasinya, pastikan dengan merasakan sensasi menembus kardus…. (hehehe… LOL). Aspirasi, pastikan nggak masuk pemb darah, cukup di jar interstisiil aja. Masukkan lido 1cc, sambil diangkat pelan2. Setelah keangkat (tp nggak sampe keluar epidermis), arahkan ke kiri masukkin lagi jarum, injeksi lido kira2 0,5 cc sambil diangkat. Masukkin lagi ke arah kanan, injeksi 0,5 cc lagi. Nah, ini adalah teknik blocking anestesi buat persarafan penis. Qt ngeblok di pangkal N.dorsalis penis. Inget kawand, ini bagian yg paling menyakitkan dari seluruh OP sirkumsisi, jadi pastikan adeknya kooperatif.
Setelah blocking di N.dorsalis penis, qt lanjutkan ke RA langsung ke bagian preputiumnya. Teknik nginjeksinya macem2, yg penting mengarah ke bagian preputium dan suntikannya secara SC, jadi sampai kulitnya ngglembung. Jumlahnya seberapa, tergantung besar kecilnya ‘burung’ adeknya. 0,5 cc kanan, 0,5 cc kiri mungkin cukup. Kalo penisnya kecil, mungkin satu injeksi 0,5 cc di tengah udah cukup. Oia, nginjeksinya di kulit bagian ventral penis ya… nah setelah itu bisa dilakukan masase ‘burung’….(sekali lagi marik kita tersenyum,,, hue he he….)
Tunggu beberapa detik sambil dipijat, lalu di tes, anestesinya udah masuk apa belum dg njepit preputium adeknya dg klem. Nah, ini juga tahap yg lumayan susah… gimane carenye kite tau kalo ntu anes ude masuk? Kalau anak2 yg tdk kooperatif, disambi njerit ato nangis, biasane sekabehane njur ngapusi. Klem cuma kita sentuhin aja udah dibilang sakit. Bahkan cuma ndenger suara klem yg ‘krek’ gitu aja juga udah bilang sakit…. (padahal yo sebenere qt cuma nge-klem udara di sekitar ‘burung’ si adek). Lihat reflek2 wajah, abdomen, ujung jari kaki, untuk memastikan anes tsb udah masuk apa belum. Jika sudah pasti masuk,,,, let’s ready to work!!!!!