One day, in my dream, in my mind... aku merencanakan sesuatu dengan sempurna, dengan matang dan mantap. Semua itu tidaklah berlangsung selama sekali ataupun dua kali, tapi sering. Sesering kita berpuasa senin kamis dalam suatu waktu. Namun, apalah dikata..perencanaan yang tersusun matang itu juga terbiasa untuk lenyap, hanya sedikit meninggalkan bekas torehan apa yang akan ku lakukan selanjutnya...
Hingga sekarang aku menyadari betapa bodohnya aku, sengaja menghilangkan perencanaan-perencanaan yang hebat hanya dalam pikiran. Sedikit cuilan contoh kecil (insyaAllah ini bukan aib kok, santai ajah, aku nggak malu untuk mengungkapkan, supaya jadi pelajaran...): suatu hari sebelum ramadhan tiba, mungkin3/ 4/ 5 hati sebelum ramadhan. Aku pernah berfikir mengenai skedul amalanku saat bulan ramadhan nanti.. Alhamdulillah, seingetku skedul itu lengkap, mulai sahur, sholat fajar, hingga tidur malam, bangun sholat lail hingga sahur lagi.. Jadwal amalan yang kupilah wajiibun wajib, hingga sunnah kupilah secara sempurna dalam pikiran.
Namun sekarang, kini sudah menanjak hari pertama ramadhan, mengapa hanya terpaku pada pikiran? Akhirnya aku menyesal. Ketika aku menghadapi konflik pertama di kampus (mengenai tender jaket angkatan), ternyata amalan-amalan itu pupus sudah. Hari pertama ini aku gaga dalam menjalankan perencanaanku. Aku tidak siap dengan situasi yang ada. Hingga detik ini pun aku masih belum setoran ngaji (padahal udah dua kali ngaji lhoo, q g ikut blass), masyaAllaah... Astaghfirullahal’adziim..
InsyaAllah, semua ini bisa menjadi pelajaran. Kapanpun kita mempunyai pemikiran, catatlah segera segala pemikiran tersebut. Pena adalah pengikat pikiran, sebagaimana pena mengikat ilmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi pengguna pengunjung blog ini, silakan buka komentar di sini....