Sabtu, 13 Desember 2008

Batuk (bukan Glabela lho....)

Definisi: ekspulsi udara yang tiba-tiba dan berisik dari paru. Fungsinya adalah untuk menjaga agar jalan udara paru terbebas dari benda asing (dorland).


Batuk merupakan suatu refleks napas yang terjadi karena adanya rangsangan reseptor iritan yang terdapat di seluruh saluran napas. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk membersihkan saluran napas bagian bawah. Refleks batuk ini merupakan refleks pertahanan yang bekerja membersihkan jalan napas dengan tekanan menggunakan tinggi sehingga udara mengalir dengan kecepatan yang tinggi, yang akan membantu kerja pembersihan mukosiliaris bila mekanisme pertahanan mukosiliaris ini bekerja berlebihan atau tidak efektif. Di bawah tingkat segmen pohon trakheobronkial (bronkiolus), refleks batuk menjadi tidak efektif sehingga diperlukan kerja mukosiliaris atau drainase postural.

Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan (inflamasi). Inhalasi asap, debu, dan benda-benda asing kecil merupakan penyebab batuk yang paling sering. Batuk juga merupakan gejala tersering pada penyakit-penyakit pernapasan.

Penyakit yang dapat berhubungan dengan keadaan batuk, nyuwun ngapunten, ndak saged saya tulis in here,, soalnya ni lagi kejar tayang.... sumonggo diplirik-i IPD page 960. Punten nggih,, tp insyaAllah di IPD pembagian klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan batuk cukup jelas....

Sesuai dengan perjalanan penyakit batuk, batuk dapat digolongkan dalam fase akut dan kronik. Pembedaan ini cukup penting nanti dalam kaitannya dengan tatalaksana batuk itu sendiri. Batuk akut, diperkirakan bisa menyebabkan komplikasi (ini katanya IPD lho ya...ngeri2 wes pokoknya), penatalaksanaannya manut pada pengobatan dg obat-obatan antitusif, misalnya dengan kodein sulfat. Untuk batuk kronik, pengobatan terhadap penyebabnya adalah terapi terbaik, namun menekan pusat batuknya juga dapat mengurangi penderitaan pasien atas gejala batuknya.

Obat-obatan yang diberikan dengan pasien bersimtom batuk antara lain:

1. Antitusif : obat ini bekerja di sentral pusat batuk. Menekan batuk langsung di bidang integratif medulla atau area lebih tinggi (pokoknya di daerah pengatur kardiorespirasi di MO lah...). obat yang apling sering dipakai adalah kodein fosfat dan dekstrometorphan (utk dosis terapi, ndak q bahas, soale nggak ada di LO blok ini). Selain bekerja di sentral batuk, ada juga antitusif yang bekerja di perifer dengan mekanisme kerja menaikkan ambang rangsang reseptor iritan di saluran napas dengan menganestesi atau menutupnya (coating). Agen ini (benzonatat, anestetik topikal) tersedia sebagai obat bebas, namun hanya dianjurkan untuk mengontrol batuk yang parah.

2. Mukolitik : setauq ini juga termasuk obat-obatan ekspektoran...(ntr di cek lagi yak...). mekanisme dan fungsi dari obat ini adalah mencairkan sekret yang kental. So that, ini obat usually di-use buat batuk-batukan yang bersputum, alias yang berdahak...ngencerkan dahak, hoek-hoek cuih...lalu keluar deh dahak&yg nyebab-in batuknya...banyak banget obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini, sedikit contohnya ya: ada GG, bromhexin, dan lain sebagai-pun. Namun pada penggunaan obat-obat mukolitik ini harus berhati-hati dengan pasien yang mempunyai riwayat hiperreaktif bronkus, karena asetilsistein (salah satu komponen obat mukolitik) bersifat iritatif dan dapat menyebabkan bronkospasme akut.

3. Mungkin cukup jenis ini aja yang penting, yang lain sebagai tambahan untuk refreshing otak, temen-temen bisa berkutat lebih lanjut dengan buku-buku farmako. (selamat belajar.....)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi pengguna pengunjung blog ini, silakan buka komentar di sini....