Setelah ‘medan tempur ‘ dipersiapkan sedemikian rupa, kebutuhan logistik peperangan juga telah siap. Komando ‘perang’ hendaknya langsung diberikan oleh sang operator OP. Setelah obat anes dipastikan masuk, lihatlah kondisi mukosa preputium pasien, dg cara melipat (bc: menarik) preputium ke arah proksimal. Apabila terdapat adanya perlengketan antara preputium dg glands, lakukan diseksi tumpul preputium. Biasanya digunakan klem mosquito untuk diseksi. Tapi jangan serta merta qt menggunakan tindakan yg invasif. Usahakan diseksi denga menggunakan tangan dulu, alias diseksi manual dengan bantuan kassa. Apabila masih dirasa sulit, bisa ditetesin dikit dg iodin buat pelicinnya. Apabila dirasa masih sulit lagi, barulah kita diseksi dengan menggunakan klem mosquito (klem pean arteri yg bengkok itu lho pren….). penggunaan klem mosquito dilakukan jika pembukaan preputium dirasa sangat sulit. Tindakan invasif menggunakan minor set dilakukan yg terakhir karena risiko tindakan sgt besar (ruptur preputium, trauma glands, dsb). Usahakan buka preputiumnya sesoft mungkin dan segentle mungkin, ojo kasar2…hehe
Setelah preputium terbuka sepenuhnya, sampai terlihat sulcus corona glands, bersihkan seluruh smegma yg terlihat. Gunakan kassa dan iodin untuk membersihkannya. Sebenernya c smegma ini juga dalam kodisi yg ‘steril’ karena diproduksi langsung oleh kelenjar ‘tinju’.. alias gld. Tyson. Hanya saja, proporsional smegma secara struktural anatomis yg seperti itu menjadikannya sbg faktor predisposisi penumpukan flora maupun fauna yg tidak diinginkan (kalimat yg aneh (--)’…..). Setelah smegma bersih, ulurkan kembali preputiumnya ke arah distal.
Klem dg pean arteri di tiga arah jarum jam yakni jam 11, jam 1, dan jam 6. Cukup klem satu aja, jgn klem tiga karena bisa menyebabkan nekrose jaringan. Lakukan dorsumsisi tepat di arah jam 12 dg gunting jaringan. Pastikan dg sekali gunting sudah beres,, jadi dipaskan dulu posisi penampang gunting masuk di daerah mukosa sampai sejauh mana, lalu digunting…. Kress….. gitu… (btw ngguntingnya jgn sampai berkali2 yak…. Kreskreskress,,,,, brudul2 ntar….). Oia, ngguntingnya sampai sejauh mana dikira2 aja (sesuai dg intuisi masing2…),, jgn sampe mentok di sulcusnya, tapi kurang lebih ya sekitar 0,5 cm dari sulcus. Pokoknya dikira2 aja lah,, jangan terlalu jauh dari sulcus dan jangan terlalu dekat dengan sulcus. Prinsip ‘proporsional’ lah intinya….
Setelah tindakan dorsumsisi selesai, langsung ikat (jahit) pangkal hasil guntingan tadi. Nama populernya adalah ‘jahitan kendali’, soalnya jahitan tsb jadi titik tumpu eksisi preputium dan juga ‘mengendalikan’ biar diseksi dorsumsisinya tidak ruptur ke arah proksimal. Njahitnya pakai benang catgut 3/0 jarumnya pakai cutting biasa ukuran 11 atau 12. Teknik menjahitnya pake yg biasa aja, simple interrupted. Dg proporsi 212, alias 2 putaran clockwise, 1 counterclockwise, 2 clockwise lagi, baru ditutup dg gunting. Kalo masih nggak bisa mbayangin teknik njahitnya, ntar aja deh di SL lak dikasih,, hehehe… atau monggo bisa dilihat di video2 hecting, di youtube byk kok….
Yosh,, next…. Buka preputium lebar2… the next step is blocking aliran a.preputialis (raphe preputii) di arah jam 6. Untuk mengikat atau ligasi dari arterinya, secara legeartis pakailah jahitan metode angka 8. Rodo mbulet juga c sebenernya. Tapi kalo aq biasanya pake jahitan simple aja, 212 tadi. Hanya saja, jahitannya aq dobel dua kali biar manteb dan kenceng. Perlu diketahui bahwa dari arah jam 6 inilah byk sekali pemb2 darah (yg bercabang2 dari a.preputialis), jadi pastikan bahwa jahitannya ‘safe’. Setelah jahitan jam 12 dan 6 selesai, qt dpt langsung meng-eksisi preputiumnya.
Eksisi preputium dilakukan dengan gunting jaringan yg bengkok. Kenapa kok pake yg bengkok? Kok nggak yg lurus aja? Yah,,, karena formasi glands yg mbulet sirkuler itulah yg membuat qt lebih mudah mengeksisi dg gunting yg bengkok. Jadi sebisa mungkin nggak pakai gunting yg lurus… kecuali kalo terpaksa karena alat yg terbatas.. tapi implikasinya kalo pake gunting lurus ntar guntingannya nggak halus,, njrabut2 ngunu…. Jadi kalo mau ngemodel kepala ‘burung’ jadi ‘punk’.. pake aja gunting jaringan yg lurus… hehehe.. (model spike juga boleh…^^). Jgn lupa juga ya,, arah bengkoknya ke luar, tatakan tumpulnya tetep ada di dalam mukosa… eksisi bisa dilakukan dari arah ventral maupun dorsal. Kalau di buku2 training sirkumsisi, biasanya dari arah dorsal, alias dari jahitan kendali tadi mengarah ke jahitan ligasi. Kalo aq lebih suka dari ventral, jadi dari arah jahitan ligasi ke jahitan kendali. Jangan lupa juga diperkirakan, seberapa banyak akan dilakukan sirkumsisi. Jgn terlalu dekat dg sulcus dan jgn terlalu jauh dari sulcus. Usahakan semulus mungkin.
Biasanya sih preputium kanan-kiri dieksisi dulu baru dilakukan penjahitan. Kalo masih ragu/ grogi bisa juga setelah eksisi yg sebelah kiri terus lgsng dijahit, lalu dilanjutkan eksisi yg kanan lalu dijahit. Sak penaknya, yg nyaman yg mana monggo silakan… setelah eksisi, monitor apakah ada perdarahan…. Kendalikan perdarahan jika ada… jangan panik… (berabe banget ntar kalo pemain OP panik…), stay cool.. tetep calm…. Tekan perdarahan scr manual dg dab.. tahan beberapa saat lalu monitor,, bila masih ngocor,, klem untuk hemostasis, biarkan sejenak sambil qt melakukan pekerjaan yg lain (njahit atau apa kek…). Jika masih ngocor lagi,, observasi area perdarahan.. cari pemb darah yg bermasalah itu dan ligasi!! ligasinya nggak usah kenceng2 kayak yg tadi, pakai simple interrupted satu kali putaran aja, langsung di close. Lha kalo masih ngocor??? Usahakan jangan sampai pasien syok… teteb observasi sumber perdarahannya di sebelah mana dan harus ketemu…. Lha kalo sumber perdarahan nggak ketemu, terus pasien udah syok gitu? Yak,, saatnya buka emergency kit, pasang RL dan serahkan pada senior…..
Hohoho,,, ngeri ya? Tp alhamdulillah c... belum pernah dapet kasus kayak gitu… jgn sampe lah…..
Yapp,, landjoet…. Setelah seluruh preputium tereksisi sempurna, rapikan hasil eksisinya… ratakan yg nggak rata,, baguskan yg nggak bagus,, ngganteng kan yg nggak ganteng… jangan lupa… wajah ‘burung’ pasien adalah ‘wajah masa depan’ pasien… (sekali lagi marik kita tersenyum….^^) lho iya,, penting itu… kalo nggak rata atau antara kanan dan kiri nggak simetris, glands penisnya ntar bisa ketarik, trus bisa bengkok… nggak lucu kan, kalo ‘burung’nya nggak jadi ngganteng… setelah dirapikan, bisa langsung dijahit. Jahitannya juga masih pake yg simple interrupted kayak yg tadi2…dan yg simetris ya… diusahakan jumlah jahitan antara kanan-kiri sama. Jumlah jahitannya seberapa byk,, monggo silakan…terserah panjenengan,, yg penting simetris.
Setelah semua rampung dilakukan, silakan melakukan tindakan eksisi terakhir di bagian ujung preputium tepat di atas jahitan ligasi.. kress… hoho,, dan selesailah garapan kita…
Hmm,, berikan topikal antibiotik pada luka2 yg kita buat tadi,, balutkan juga sufratulle atau daryant-tulle di atas bekas luka. Lalu balut pake kasa steril… jadi deh wajah ‘burung’ yg baru… omoidetto…..^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi pengguna pengunjung blog ini, silakan buka komentar di sini....