Sabtu, 20 Juli 2013

hari kesepuluh



Alhamdulillah… akhirnya mengetik lagi pakai laptop akhirnya setelah sekilan lama menghilang dari peredaran. 

Jangankan beredar, koneksi internetpun aku tak punya.. hehe,, tapi alhamdulillahku kupastikan tak kan pernah surut. Berusaha untuk selalu bersyukur di segala tempat, disegala kesempitan, di segala musibah yang ada. Masih dalam tahap belajar. Karena aku sendiri masih sadar kalau aku bukanlah ahli syukur.  Ahli kufur malah, na’udzubillah….

Okay, mau nulis apalagi nih…
 Oya, hari ini sudah hari kesepuluh ramadhan lho. Sudah banyak peristiwa yang telah kualami di ramadhan kali ini. Dan ketakutanku yang terutama adalah aku masih belum bisa memanfaatkan sepenuhnya momen kesepuluh hari ramadhan itu. Masih terlalu banyak lena. Jangaknan ngaji, wirid aja banyak yang bolong. Wirid wajib padahal. Hufff….. dan  satu lagi, bab masalah ngaji-pengajian. Karena posisiku sekarang berada di karangkobar, dinas, dan tidak tahu waktu, adalah execuse yang mejadi kendalaku dalam menuntut ilmu di bulan ini. ngilmu agomo.

Ah, jadi kangen solo. Ketika aku menghabiskan bulan ramadhan tahun kemarin.

Hidup terasa berat sepertinya, namun nikmatnya luarr biasa. Waktu itu aku stase apa ya? Lupa.. anak kayaknya. Dapet jadwal stase besar saat ramadhan sungguh cobaan. Di satu sisi ingin produktif sinau di rumahsakit dengan tidak menjadi koas pato, di sisi lain kalau diluar jam kerja pengen banget rasanya ikut pengajian dan tarawih Qur’an.

Hasilnya, alhamdulillah, dengan badan yang selalu mengeluh capek dan kurang tidur, aku paksakan diriku untuk lebih banyak tidur di siang hari, pulang rumahsakit jam tiga, tidur, bangun2 udah buka.. hehe…. Selanjutnya, setelah buka (langsung buka besar tentunya), sholat dan siap-siap berangkat ke markas Raudhah utk isya-tarawih Qur’an diimami sama habib Novel. Setelah selesai tarawih jam setengah sembian, kemudian ngaso sebentar dengan suguhan yg diberi oleh habib barang setengah jam. kemudian jam sembilan dimulailah pengajian. Di kala itu, tujuh belas hari Arraudhah membahas tentang tafsir surat Yusuf. Salahsatu cerita romantis sepanjang masa. Romansa teragung, karena tertoreh secara sempurna dalam kalamNya. Uuaaapppiiiik tennaaann…. Jadi membayangkan para ahli quran-ahli tata bahasa quran kalau lagi ngaos quran. Pengen rasane bisa membaca Quran. Bukan sekedar menguntai lafadz, tapi bisa pribadi melantunkan makna-maknanya sembari ngaos. Uueennaaak banget kayaknya.

Selama ini aku baca qur’an hanya sekedar ngewess. Takutku masih dalam taraf bacaanku dan istiqomahku. “Sekedar” baca qur’an aja nggak bisa, gimana bisa mau tau maknanya. Makna bukan sekedar arti, tapi sirr di dalamnya. insyaAllah lah, suatu saat. Mugi Engkau bukakan hati dan pemahaman padaku atas Qur’anmu Gusti. Ingin sekali aku bisa menjadi Wali Mu dalam bidang Qur’an.

Mugi Engkau paringi jalan yaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi pengguna pengunjung blog ini, silakan buka komentar di sini....